[Drabble] : Status

“Saf, menurut kamu, status dalam suatu hubungan itu penting nggak sih?” tanya Genta pada perempuan di sampingnya.

Safira menoleh pada lelaki di sampingnya, lalu menatap bentangan langit diatasnya. Langit sore yang cerah memang sangat menyenangkan.

“Status gimana? Setiap hubungan punya status ‘kan? Temen contohnya,” jawab Safira santai.

“Bukan gitu maksud aku, maksud aku tuh hubungan spesial,” jelas Genta, “... antara laki-laki dan perempuan.”

Safira mengangguk paham. Dia tahu, cepat atau lambat dia akan mendapat pertanyaan seperti ini karena dirinya selalu cuek pada setiap laki-laki yang mencoba mendekatinya.

“Kalau menurut aku, status itu nggak penting.”

“Kenapa?” tanya Genta sembari menatap Safira.

“Status kayak gitu di usia belasan itu nggak penting. Apa sih gunanya? Kayaknya kita tuh apa-apa dibatasi, apa-apa harus saling bilang. Padahal ‘kan setiap manusia punya privasi.”

“Terus juga kalau ada sesuatu yang nggak bilang, pasti ada salah satu yang marah. Dan menurut aku itu alay. Enakan temen biasa. Iya nggak?” jelas Safira.

“Tapi ‘kan biasanya kalau nggak ada status, kalau ada salah satu yang dekat sama yang lain pasti bingung mau gimana ‘kan? Mau cemburu nggak berhak,” ucap Genta seakan tidak puas dengan jawaban Safira.

“Yaelah, Gen. Apa salahnya sih bergaul sama semua orang? Apa lagi di masa remaja, pasti kita pengin kenal siapa aja, nambah temen, nambah pergaulan. Kalau aku ngelarang orang deket sama yang lain, sama aja aku matiin sosialisasi dia dong,” jelas Safira lagi.

Genta mengangguk-angguk paham dengan jawaban Safira. Sekarang ia tahu, Safira tidak akan mungkin mau memiliki status spesial dengan dirinya.

Brebes, 6 September 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[ Puisi ] : Setelah Kamu Pergi

[ Ulasan ] : Kubah - Ahmad Tohari

[ Puisi ] : Di Suatu Hari di Sebuah Toko Buku